Hai wung salam suwung sinuwung
Masih dalam topik yang sama seperti postingan suwung sinuwung sebelumnya yaitu soal comeback album Epik High bertajuk "Here(part 1)". Kali ini suwung sinuwung mau ngeparafrasein lagunya Epik High ft Heize yaitu "Based on true Story". Seperti yang udah suwung sinuwung sebelumnya jelasin, dipostingan sebelumnya, kali ini aku mau nebus utang buat jelasin BTS dari lagu ini. Jadi lagu ini ide awalnya muncul dari Tablo Epik High, Waktu itu dia lagi sama istrinya Kang Hye Jung lagi nonton drakor gitu dirumah, naah... si Tablo yang ngakunya merupakan bukan dari salah satu penikmat dari drakor ini cerita, dia nonton karna emang ngikut aja karna sang istri lagi nonton drakor. Di salah satu scene drama yang dia tonton bareng istrinya ini ada salah satu adegan yang menyedihkan gitu laah, jadi katanya ada adegan dimana salah satu pemerannya sakit lalu jadi sedih gitulah, buat kalian yang udah biasa nonton drakor pasti paham lah gambarannya gimana scene menyedihkannya. Karna nonton scene ini gak sadar itu si Tablo ikut nangis dan istri Tablo yang duduk di sebelah Tablo ternyata juga udah kejer nangisnya. Jadi menurut Tablo dari hasil nonton drakor itu dia kayak ambil kesimpulan laah kalau kisah orang lain saat kita cermati sama kayak yang kita alamin.
Naaah.... bermula dari itu munculah lagu ini. Oh ya di Podcast nya juga dia cerita awalnya lagu ini punya beat drum yang diciptain sama si DJ Tukutz tapi karna Tablo gak suka, jadilah semua beat drum ciptaan DJ Tukutz dihapus sama si Tablo wkwkkw.
Langsung aja ke parafrasenya yaa...
"Based On True Story"
Disore hari yang lengah aku putuskan untuk menyalakan televisiku, mencari kisah untuk dinikmati. Akhirnya setelah mencoba mencarinya aku menemukan kisah yang ingin kumasuki.
Haruskah ku menangis?
Ataukah tertawa?
Aku tak mengerti, yang akhirnya kulakukan hanya menganggukan kepalaku. Menyadari bahwa kisah itu sama dengan kisah ku, semua cerita di setiap menitnya mirip dengan apa yang telah kulalui. Seorang gadis tengah menangis tersedu-sedu menjalani hidupnya, berada ditengah-tengah kisah patah hatinya. Tanpa sadar aku semakin masuk kedalam kisah gadis didalam televisi tersebut. Akupun memutuskan untuk mematikan televisiku, namun tak lama kemudian ku ambil kembali remotku dan menyalakannya kembali. Ku nikmati lagi berbagai kisah, ku ganti chenel TV ku dan aku mulai masuk kedalam kisah lain. Kisah seorang laki-laki yang menangis ditengah jalan, aku pun menyadarinya kembali, kisah itu sama dengan kisahku lagi. Aku pun terus menerus mengganti chenel TV ku namun yang nampak hanya adegan menyedihkan yang semakin lama semakin membuatku merasa bahwa itu semua adalah kisahku. Tak lama kemudian kuputuskan meninggalkan semua kisah dalam kotak kisah tak bernyawa yang menampilkan semua cuplikan yang kurasa mirip dengan kisahku. Aku putuskan kembali ke kamarku menyalakan radio lama yang ada pada samping kasurku. Dan lagi terjadi semua kisah, semua lagu yang terputar semakin membuatku masuk kedalam kisah yang terangkai dalam kepalaku. Tak terasa senja pun datang, tanpa kusadari karna aku yang terlalu tenggelam didalam kisah orang lain yang kurasa mirip dengan kisahku.
Semua yang ku tonton dan kudengar hari ini semakin masuk kedalam pikiranku, bahkan saat aku terlelap aku masih bisa merasakan semua hal itu, layaknya aku baru saja mengalami semua hal tersebut dalam hari ini. Semua itu membuatku merasa bahwa aku ini benar-benar orang yang buruk. Kehilangan mengubahku menjadi seorang yang egois. Aku memeras semua perasaan dalam diriku, mengumpulkannya jadi satu, membendungnya dan menyembunyikannya dalam lubuk hatiku. Aku membuat semua perasaan kesendirian serta kesepian yang kurasakan saat aku menikmati semua kisah orang lain didalam diriku dan mengeklaim nya bahwa itu semua adalah kisahku. Namun yang sebenarnya aku rasakan adalah semakin aku memasuki dalam kisah tersebut aku semakin merasa takut bahwa hal itu adalah sebuah pemicu yang menarik semua gulungan kisahku yang sesungguhnya membuatku merasa semakin jatuh. Aku benar-benar baik-baik saja, tapi terkadang hanya dengan satu kalimat dalam sebuah lagu dapat membuatku semakin terpuruk, kalimat tersebut menjalar semakin luas menggali semua kisah pahit yang telah kualami dan kuputuskan untuk kulupakan. Hanya dengan satu adegan yang kulihat dalam televisi mampu membuatku melihat kembali semua kenangan ku. Aku akhirnya melihat kembali tragediku dalam sebuah adegan dilayar kaca, semua semakin parah. Teriakan dari lagu yang kudengar dari sebuah lagu semakin terasa bahwa aku juga ingin meneriakannya. Semua kesakitan yang dirasakan pemeran tersebut semakin terasa olehku. Semua kisahku semakin terulang, kehilanganmu, semua tentang kita, semua tentangmu muncul sekitika bagai sebuah kembang api yang meledak tiba-tiba yang nampak indah namun percikan apinya serta dentuman nya mengenai seluruh bagian tubuhku. Aku mencoba melupakan semua luapan itu, namun tak bisa, nyala percikan api sudah terlanjur mengenai seluruh tubuhku dan terus menerus melukaiku.
Aku membenci ini semua, semua plot kisah dalam layar kaca, semua kisah dalam suatu irama. Sebuah kisah yang terkadang kita remehkan, bahwa kisah itu tidak nyata dan tidak masuk akal. Namun semakin aku masuk kedalam kisah tersebut semakin membuatku menjadi seorang pemeran utama dalam suatu kisah. Semakin aku merasa berimpati terhadap kisah itu, semakin deras pula air mataku bercucuran hingga aku kehabisan tenaga untuk menangis lagi. Semakin aku masuk dalam kisah dalam layar itu semakin terasa pula bahwa aku juga begitu.
Should I Laugh? Should I Cry?
Itu dia parafrase yang berhasil Suwung Sinuwung bikin kali ini, biasanya aku bakal cerita apa yang aku alamin saat ini. Intinya seminggu ini aku lagi benci sama diriku sendiri. Jadi aku putusin buat ngelampiasinnya di blog ini wkwk. Tapi karna aku gak bisa nemuin lagu yang pas sama emosiku, jadilah lagu ini sama blog suwung sinuwung ini yang jadi pelampiasan hehe. Jadi aku harap kalian nikmati parafrase diatas, dan aku berharap kalian bacanya nggak sambil nge gas yaa kayak aku waktu ngetik parafrase ini wkwk.
Seperti biasa parafrase diatas murni karya Suwung Sinuwung, jadi kalau ada perbedaan makna ataupun pemikiran kalian, itu malah semakin baik, dan lebih baik kalau diungkapin. Cukup Sekian dan terimakasih.
Salam Suwung Sinuwung
LifeLikeAMovie
0 komentar